Drama ini dibuat saat dimana kita melaksanakan ujian praktik 2016
Tema : Transaksi di Pasar Tradisional
Tokoh : David Priyadi ( Antagonis ) sebagai H. Dadang
Nurul
Wahyuning Tyas ( Protagonis ) sebagai Jaenab
Shintya Nur Aini ( Antagonis ) sebagai
Hj.Cincin
Veren Molinda ( Tritagonis ) sebagai Marina
Naskah Drama
Di pagi hari yang sejuk, di tempat
yang ramai, kotor ,dan becek, banyak pedagang yang menawarkan dagangannya
kepada pembeli. H.Dadang dan Hj. Cicin merupakan sepasang suami istri yang
berjualan ikan-ikan segar, banyak pembeli yang senang dengan ikan-ikan yang
dijual oleh mereka. Namun, sejak kehadiran Jaenab semua pembeli berpindah
haluan ke Jaenab, selain menjual ikan-ikan segar, ikan yang dijual Jaenab
murah-murah.
Jaenab : “Ayo, ibu-ibu, (lagu) ikannya
segar-segar, lho.”
Marina : “Wah ini ikannya bagus-bagus sekali
Bu, saya ingin membeli ikan yang ini!”
Jaenab : “Baiklah ,akan saya bungkuskan”
Tiba-tiba saat Jaenab sedang membungkus ikannya, Hj Cincin
dan suaminya H. Dadang datang menghampiri Jaenab dan Marina si pembeli.
Hj.Cincin : “Ibu sedang beli ikan apa ?” ( bertanya
kepada Marina )
Marina : “Ini saya sedang beli (lagu) ikan
Pindang.” (menunjuk ikan-ikan)
H.Dadang : “Ikan-ikan yang kami jual pun lebih
segar-segar dan murah loh Bu.”
Marina : “Yasudah lain kali saja saya beli ikan
Bapak karena saya sudah terlanjur
Membeli ikan di ibu ini.”
Hj.Cincin : “Yasudahlah” (dengan sedikit emosi)
Jaenab : “Ini, Bu ikannya terimakasih ya ”
(sambil menyerahkan ikan yang sudah di
Bungkus
kepada Marina)
Marina : “Iya sama-sama.”
Marina pun pergi stelah menerima ikan yang sudah
dibelinya. Lalu tiba-tiba Hj.Cincin dan H.Dadang memarahi Jaenab karena tidak
suka kalau ada orang yang membeli ikan Jaenab.
H.Dadang : “Dasar licik kamu Jaenab”
Hj.Cincin : “Iya dasar tidak tau diri, kamu pelet ya
ikan-ikannya!”
Jaenab : “Tidak ko Bu, Pak”
Hj.Dadang : “Alah ngeles aja kamu kaya bajay!”
Jaenab : “Bapak dan Ibu maunya apa sih? kok
tiba-tiba memarahi saya seperti itu ?”
Hj.Cincin : “Sebaiknya kamu tidak usaha jualan di pasar
ini lagi!”
Jaenab : “Kenapa Pak, Bu? Apa salah saya ?”
Hj.Dadang : “Kamu tuh pembawasial tau!”
Jaenab : “Tapi? Baiklah maafkan saya bu, pak”
Hj.Cincin dan H.Dadang pun membuat rencana jahat untuk
menukarkan ikan busuk kepada Jaenab agar tidak ada orang yang membeli ikan Jaenab
lagi. Pagi harinya H.Dadang dan Hj.Cincin menukar ikan Jaenab dengan ikan-ikan
busuk.
Hj.Cincin : “Ayo pak ,cepetan tukar semua ikannya!”
(melihat sekeliling)
H.Dadang : “Iya sabar! ini bentar lagi. Nah, selesai
Bu”
Hj.Cincin : “Yasudah ,ayo kita kembali ketempat kita
lagi Pak!”
Lalu datanglah Marina untuk kembali membeli ikan di Jaenab.
Marina : “Ibu ! saya mau beli ikan pindang lagi
seperti kemarin”
Jaenab : “Oh iya Bu saya pilihkan yang lebih
bagus lagi”
Marina : “Ini uangnya Bu, Makasih”
Keesokan harinya Marina pergi ke pasar untuk bertemu Jaenab.
Untuk memprotes Ikan yang ia beli kemarin itu semuanya busuk.
Marina : “Heh Ibu, kalo dagang yang benar masa
jual ikan busuk”
Jaenab : “Tidak saya tidak peranah jual ikan
busuk Bu”
Marina : “Sudah jangan banyak alasan cepat kembalikan
uang saya!”(sambil melempar
Ikan busuk)
Jaenab : “Iya Bu, saya minta maaf Bu” (sambil
mengembalikan uangnya)
Hj,Dadang : “Sukurin kamu Jaenab,
makannya jangan suka nipu orang!”
Hj.Cincin : “Iya kelakuannya aja sok baik. Padahal
busuk” (sinis)
Jaenab : “Ya Allah Pak ,Bu saya tidak seperti
itu. Pasti ada yang menukar ikanku
dengan Ikan
busuk” (resah)
Hj.Cincin : “Alah kamu, malah fitnah orang!”
Jaenab pun menangis mendengar celaan dari Hj.Dadang dan
Hj.Cincin.
Selang 1 bulan dari kejadian tersebut. Hj.Cincin pun
jatuh sakit dan tidak kunjung sembuh. Dan akhirnya H.Dadang mendatangi Jaenab
untuk meminta maaf atas kecurangan tersebut.
Hj.Dadang : “Jaenab saya ingin bicara”
Jaenab : “Iya Pak Haji silakan”
Hj.Dadang : “sebenarnya…Saya ,yang menukar ikan mu dengan
ikan-ikan busuk
Jaenab”
Jaenab : “Ya Allah ja…jadi Pa Haji dan Bu Hajah
yang sudah menukar” (kaget)
Hj.Dadang : “Iya maafkan saya dan istri saya yang sedang
sakit. Tolong maafkan.”
Jaenab : “Iya Pa Haji saya sudah memaafkan jauh
hari sebelum Pa Haji minta maaf ”
Hj.Dadang : “ Terima kasih Jaenab sudah memaafkan
kesalahan kami. Terima kasih”
Akhirnya Hj.Cincin pun sembuh dari sakitnya dan mereka
berdua pun kembali berdagang dengan bersaing secara sehat. Dan tidak ada
kecurangan lagi.